Rabu, 17 Februari 2010

Perjalanan Banten Lama # Januari 2010

Pagi itu sedikit mendung dan jam sudah menunjukan pukul 10.30. Saya berpikir tidak apalah akhirnya memutuskan untuk berangkat juga ke kota Serang dengan tujuan akhir objek wisata kota tua (Banten Lama). Perjalanan ditempuh melewati jalan tol Jakarta-Merak Hanya perlu waktu sekitar 45 menit dari Tangerang untuk sampai di terminal Pakupatan Serang. Setiba di terminal saya berhenti sejenak memutuskan untuk sholat dzuhur. Pikirku biar nyaman untuk perjalanan seterusnya ditambah tadi pagi hanya sarapan sereal kesukaanku otomatis jam-jam seperti ini saatnya untuk mencari makan siang. Sayang tidak ada kuliner khas di tempat itu padahal kuliner jadi sasaran utama kedua dalam perjalanan pikirku. Akhirnya saya makan alakadarnya di warung yg katanya berlebel sunda tapi aneh menunya padang....(unvalid kayanya nih warung pikirku, karena maksa mencocokan diri dengan daerah setempat yang memang sunda). Terminal cukup luas, tapi sayang kurang terawat , terkesan kumuh, becek dan semerawut.

Entah angkot apa yang membawa saya ke arah banten lama, yang pasti disitu sepertinya angkot tidak ber-nomor jadi bertanya adalah satu-satunya jurus ampuh yang harus dilakukan. Kalo gak salah saya naik nagkot biru dan turun di Rau lalu naik sekali lagi sampai akhirnya sampai di depan benteng. Sepanjang perjalanan kira-kira 45 menit-an, lamunan saya terhenti ketika supir angkot memberi tahu bahwa saya sudah sampai. Sejenak saya sempat bingung harus kemana dulu, benteng yang diceritakan kalangan orang eksotik itu hanya terlihat bagian luarnya saja, pintu masuk rapat terkunci dan dihalangi oleh jeruji besi tua. Untunglah siang itu ada rombongan siswa SMP yang akan melakukan kunjungan sehingga akupun bisa sama-sama ikut masuk menyelinap diantara mereka. Waa..uw kini didepanku hamparan batu bata yang kelihatan sangat tua....dan ditumbuhi lumut kering tapi sungguh takjub, itulah benteng ISTANA SUROSOWAN peninggalan kerajaan Banten Lama. Ketika menyusuri sisi-sisi reruntuhan benteng, saya bertemu dengan 3 kawanan anak tanggung kira-kira usia mereka tidak lebih dari 15 tahun. 2 anak kampung dan 1 orang lagi temannya yang katanya sudah sering bertualang menyusuri kota-kota di Indonesa, maklum dia seorang anak jalanan dan berpenampilan PUNK (wah... pengalamanku kalah nih sama bocah itu). Bersama mereka saya ngobrol dan terus menyusuri reruntuhan benteng itu hingga kami berpisah... saya lupa memberi mereka uang, padahal mereka yang sudah menemani perjalanan saya selama 30 menit-an. nyesel juga rasanya pikirku ketika melihat mereka sudah hilang dari hadapanku entah kemana.

Sudah puas mennyusuri benteng Surosowan, saya beralih ke Mesjid Agung Banten Lama. Dari kejahuan biasa saja tidak ada yang istimewa pedagang kaki lima penuh sesak menyumbang kesemerawutan tempat itu. Dikiri kanan mesjid banyak penjual perlengkapan sholat seperti tasbih, peci kopiah, baju koko dll, mata saya tertuju pada emping melinjo yang banyak dijajakan di pinggir mesjid, heem.. boleh nih pikirku walaupun sadar kalau sy punya tendensi asam urat. Setelah mengambil beberapa poto saya ngobrol dengan petugas security mesjid tentunya seputar mesjid dan aktivitasnya. Beberapa menit kemudian saya menuju bagian kanan untuk mendekat lebih jauh lingkungan mesjid dan seisinya tapi bukan untuk Ziarah loh...karena bukan itu motivasi sy datang ketempat ini, saya lebih interest dengan sejarah mesjid itu sendiri. Saya agak kaget ketika ternyata ada banyak sekali penjaga mesjid yang mengarahkan saya untuk mengisi kotak amal kalau tidak salah sekeliling mesjid hingga keluar terakhir di tempat penyimpanan benda sejarah, ada sekitar 7 kotak amal. Mau gak mau sepertinya harus mengisi bahkan para penjaga yang mengenakan baju koko dan kopiah itu sesekali menunjuk kearah lubang kotak mengarahkan pengunjung untuk mengisinya.....(wajib mungkin pikirku). Saya mengambil gambar sesuka hati kecuali kuburan, saya pikir gak perlu lah yang satu itu.....(sereeem) Ketika masuk ke ruang benda sejarah tiba-tiba bulu kuduk saya merinding ada nuanasa angker ketika melihat hamparan pedang, pisau, golok dan beberapa lilitan kain putih. Sayang semuanya kurang terawat dan tidak ada science board yang menerangkan asal usul dan sejarah benda-benda tersebut.

Tidak cukup dengan mesjid agung Banten, setelah saya makan, perjalanan saya teruskan dengan melihat jembatan rante (Jembatan tua bekas lalu lintas perahu pada jaman Belanda) dan masuk ke Musium Kepurbakalaan. Sangat murah.. saya hanya diminta tarif masuk 1000 rupiah saja itu sudah dapat melihat semua benda-benda purbakala sisa-sisa peninggalan dari istana Surosowan yang berhasil dipugar kembali, makanya tidak heran kalau hampir semua benda-benda yang ada berupa serpihan bebrapa perkakas dan benda-benda lain seperti bekas senjata dan batu-batu bangunan.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan jam 3 sore. Setelah memutuskan untuk sholat ashar dulu, dengan sedikit informasi dari penjaga Musium, perjalanan saya lanjutkan menuju Benteng SPELLWIJK. Benteng bekas pertahanan perang kolonial Belanda. Untuk mencapai lokasi itu dari mesjid agung Banten lama bisa mengambil jalan pintas melewati perkampungan sekitar 500 meter. Sama dengan benteng istana Surosowan, benteng Spellwijk pun memiliki lorong-lorong bawah tanah yang konon katanya tempat persembunyian dari serangan musuh. Tidak jauh dari benteng Spellwijk terdapat sebuah Vihara tua sumbangan dari Limkeng Eng dan tertulis penanggalan 19-4-75. Saya pun masuk kedalam vihara tersebut kebetulan penjaga tempat itu memperbolehkan pengunjung untuk melihat-lihat seisi didalamnya. Pertama kali masuk hidungku tertusuk bahu harum dupa dan aroma khas kelenteng Cina saat itu tidak ada yang beribadah dan itu kali pertama saya menginjakan kaki dan melihat lebih dekat sebuah Vihara.

Sekitar jam 5 sore saya memutuskan untuk menyudahi perjalanan kali ini, sambil menungggu angkot kearah kota Serang, saya memesan kelapa muda dan tetap menyempatkan ngobrol dengan penjual minuman yang tidak jauh dari cerita tempat-tempat yang saya singgahi. Saya masih penasaran dengan gurihnya sate bandeng yang katanya kuliner yang khas dari kota Serang, menurut keterangan dari supir angkot makanan itu ada dibeberapa tempat di pusat kota, kalau mau boleh mencarinya di pinggir jalan menjelang pintu masuk tol Serang. Sayang waktu itu sudah sangat sore dan mau hujan, akhirnya saya pun segera naik bis yang kebetulan lewat saat saya turun dari angkot.
Semoga jadi inspirasi .....untuk yang hobby dengan petualangan. See.. you...

For this session, special thanks to :
Yelly Saptha Sarie, Ima Khusnul Hotimah, & Musium Kepurbakalaan (Banten Lama)

Jumat, 03 April 2009

Stres di Tempat Kerja

Apakah Stres itu ?
Stres dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia. Kondisi stres hampir bisa dialami oleh setiap orang, baik nyata maupun bersipat imajinasi, dan itu termanifestasi dari sebuah presepsi terhadap suatu objek tertentu yang membuat seseorang mengalami stres.

Dalam lingkungan kerja juga bisa terjadi stres dan stres di tempat kerja bukanlah hal yang baru. Dewasa ini stres kerja sudah menjadi bagian dan fenomena yang sering terjadi dan menjadi masalah penting didunia Oragnisasi. Alasan yang menyebabkan stres kerja sangat banyak, berkisar dari setumpuk permasalahan pribadi (individu), Organisasi, dan kondisi lingkungan kerja yang kurang kondusif.

Individu. Pertentangan antara urusan karir dan tanggungjawab dalam kontek keluarga kerap memicu seseorang menjadi stres, contoh kecil misalnya karena ketidakpastian dan kurang mapan secara ekonomi, ini sering menjadikan seseorang dihinggapi kebingungan yg mendalam. Kurangnya apresiasi dan pengakuan dari atasan serta konflik dengan atasan dan rekan kerja juga bisa memicu stres di tempat kerja.

Organisasi. Adanya karir yang melelahkan, tuntutan pekerjaan yang tidak rasional atau beban kerja yang diluar batas kemampuan serta hubungan majikan yang kurang baik sangat berpeluang terhadap munculnya stres di tempat kerja. Belum lagi ada kebijakan mutasi, labeling negatif dari atasan serta penambahan tanggungjawab (Downsizing) pekerjaan yang tidak diimbangai dg reward yg sesuai, ini akan memicu stres bagi karyawan.

Lingkungan. Stres karena faktor lingkungan bisa disebabkan oleh buruknya kondisi lingkungan kerja, kekerasan ditempat kerja, persaingan antar karyawan dan juga berkaitan dengan kondisi lingkungan laan seperti macet saat berangkat maupun pulang kerja.

Stres bukan hal yg mustahil untuk ditangani, untuk mengatasi stres kerja secara efektif, diperlukan sebuah strategi yang sesuai dengan pendekatan yang sesuai pula. Pendekatan yang bisa ditempuh adalah dengan pendekatan koping secara internal (diri sendiri) dan eksternal (luar). Pendekatan internal meliputi adanya sense terhadap sikap sabar, optimis, humor dan keyakinan diri yang kuat dalam menghadapi persoalan hidup. Sementara pendekatan eksternal salah satunya dengan adanya dukungan sosial.

Koping stres dibedakan dalam dua cara : Problem Focus-Coping dan Emotional Focus-Coping.
Problem Focus-Coping adalah penanganan stres langsung pada solusi penyelesaian masalah yang dihadapi. Misalnya ketika kita deadline dg tugas kantor, mungkin solusi supaya tidak terlambat bisa diselesaikan dg cara lembur, minta bantuan rekan kerja dll. Sedangkan Emotional Focus-Coping adalah pendekatan penyelesaian masalah dengan cara mnegelola emosi kita sehingga masalah yang ada bisa teralihkan. Misalnya ketika rekan kerja kurang suka dg diri kita atau si Boss ngomel-ngomel, mungkin sikap sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan cara menghibur diri, dicuekin saja, cari suasana lain yang menyenangkan sehingga suasana dan kondisi stres bisa teralihkan.

"Tidak ada satu pun maslah tanpa penyelesaian. Anda mencari masalah karena Anda memang memerlukan jawabannya" (Ricard Bach-illusions)

so..... be positif thinking.